Pemerintah Kota Mojokerto terus menggalakkan upaya mengurangi volume sampah.Terutama yang berbahan plastik.Salah satunya dengan pembuatan 'ecobrik'Untuk itu,Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto saat ini tengah getol untuk membekali warga dalam pembuatan ecobrick atau yang dikenal bata ramah lingkungan tersebut.Kepala DLH Kota Mojokerto Ikromul Yasak mengatakan,penanganan permasalahan sampah plastik harus menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah & masyarakat.Mengingat,produksi sampah plastik saat ini kian hari semakin mengkhawatirkan.Jika tidak ter tangani dengan baik,maka bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan.Sebab,kata Yasak,sampah plastik sangat sulit terurai dengan jangka waktu puluhan bahkan sampai ratusan tahun."Oleh karena itu,perlu dilakukan berbagai upaya agar dapat mengeliminasi sampah plastik yang hampir tiap hari diproduksi oleh manusia ini,"tandasnya.Salah satu upaya yang dilakukan DLH Kota Mojokerto adalah dengan menggelar pelatihan ecobrick dalam program sosialisasi pelatihan pengolahan sampah skala rumah tangga.Agenda tersebut berlangsung di Tempat Pembuangan Akhir/TPA Randegan yang diikuti oleh puluhan peserta dari bank sampah di wilayah Kota Mojokerto.Acara tersebut juga turut dihadiri Ketua TP PKK Kota Mojokerto Nur Chasanah Achmad Rizal Zakaria ini,tidak sendiri.Dia datang bersama sejumlah ibu PKK Kota Mojokerto.Yasak menyatakan,tujuan digelarnya sosialisasi sekaligus pelatihan ini adalah memotivasi warga binaan bank sampah cabang dalam memilah sampah & mengurangi sampah dari sumbernya."Selain itu,membantu program pemerintah dalam mengurangi sampah rumah tangga & sejenis sampah rumah tangga tahun 2019 sebesar 20%,"tandasnya.Pihaknya berharap dengan pelatihan ecobrick ini mampu mengurangi produksi sampah plastik.Dengan begitu,maka masyarakat juga bisa berperan dalam hal penanganan sampah.Tak kalah pentingnya agar menjaga lingkungan di Kota Mojokerto agar tetap bersih & sehat.
Ubah Polusi Jadi Solusi
Sementara itu,Direktur Bank Sampah Induk (BSI) Kota Mojokerto Bagus Muktio,menambahkan ,dengan pelatiahn pengeloaan sampah melalui ecobrick ini bisa merubah sampah dari polusi menjadi solusi.Pembuatan ecobrick bisa dengan menggunakan botol ukuran yang lebih besar.Caranya,dengan memanfaatkan bahan baku sampah plastik yang berasal dari berbagai sachet.Misalnya,bekas bungkus minyak goreng,bekas bungkus sampo,bekas bungkus kopi,maupun kresek bekas.Sampah itu kemudian dipotong-potong kecil & dimasukkan botol."Plastik yang kita pilah & masukkan kedalam wadah yaitu botol plastik kemudian disusun sesuai keinginan menjadi sesuatu yang menarik serta lebih ramah lingkungan,"sambungnya.Dengan kepadatan tertentu,maka ecobrick ini bisa dijadikan sebagai berbagai kreasi.Antara lain untuk dijadikan meja yang membutuhkan sekitar 20-30 botol ukuran besar.Selain itu juga bisa sebagai pembatas taman,kaki meja maupun lainnya."Sampah plastik yang semula sulit terurai dapat dimanfaatkan untuk kursi,meja,& sofa.Sampah plastik yang berkurang dapat mengurangi pencemaran lingkungan,"terangnya.Agar tampilan lebih menarik,botol yang sudah jadi ecobrick dilengketkan dengan lem.Kalau sudah menyatu & terbentuk,bisa dibuatkan sarung atau pembungkus dari kain dengan motif yang menyesuaikan selera.Dalam sambutannya,Ketua TP PKK Kota Mojokerto,Nur Chasanah Achmad Rizal,mengatakan,pihaknya sangat mendukung kegiatan pelatihan pengolahan sampah rumah tangga yang digelar DLH.Khusunya dengan metode ecobrick dalam rangka mengurangi sampah plastik di Kota Mojokerto.Namun,tidak cukup dengan itu,diharapkan lembaga pemerintah maupun masyarakat juga mendukung pemakaian plastik sekali pakai saat menyelenggarakan agenda mengadakan rapat maupun sosialisasi."Jadi diupayakan tidak lagi menggunakan gelas atau botol plastik dalam menyediakan konsumsi makanan maupun minuman,sehingga sampah plastik yang dihasilkan juga berkurang,"tandasnya.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,23 Juli 2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar