Kamis, 29 November 2018
Mojokerto Punya Cerita: Gerak Jalan Perjuangan Mojosuro Yang Melegenda Sejak Tahun 1956 : Peringati 10 November
Lusa Nanti Kota Mojokerto akan kembali dibanjiri ribuan peserta Gerak Jalan Perjuangan (GJP) Mojokerto-Surabaya (Mojosuro).Hingga kemarin,jumlah pendaftar tercatat sebanyak 1.500 lebih peserta.Terbagi atas perorangan dan 497 peserta beregu.Bagaimana asal muasal gerak jalan yang menjadi event akbar tahunan di Jatim ini?Sejarawan Mojokerto Ayuhanafiq mengungkapkan,awal kegiatan GJP Mojosuro merupakan inisiasi Pemerintah Daerah Tingkat 1 Jawa Timur (Jatim).Event itu digelar pertama kali di tahun 1955/"Tepatnya ketika memperingati Hari Pahlawan ke-10 tahun"ujarnya.Saat itu,rute keberangkatan mulai dari Pandaan,Kabupaten Pasuruan menuju Kota Surabaya.Namun rute tersebut hanya berlangsung hingga 3 tahun saja.Sebab,sejak 1959 Alun-alun Kota Mojokerto dipilih sebagai titik pemberangkatan.Pria yang akrab di sapa Yuhan ini mengaku tidak mengetahui secara pasti alasan perubahan rute baru tersebut,namun jika merujuk pada sejarah pertempuran Surabaya 1945,jalur Pandaan Surabaya merupakan area pertahanan selatan.Sementara,jalur Mojokerto menjadi arah pertahanan sektor barat."Mungkin karena Mojokerto merupakan pusat komando pertahanan Jatim pada waktu itu.sehingga dianggap lebih relevan untuk menggambarkan semangat perjuangan,"paparnya.Menurut Yuhan,pemilihan lokasi start juga sarat mengandung makna.Pasalnya Alun-alun Kota Mojokerto terdapat monumen yan dinamakan Tugu Proklamasi.Tetenger itu dibangun pada 1949.Sementara titik finis ada di monumen Tugu Pahlawan yang didirikan awal dekade tahun 1950-an."Maka filosofinya adalah sekelompok orang yang berjuang membela proklamasi kemerdekaan dalam pertempuran 10 November di Surabaya,"ulasnya.Dengan demikian,GJP Mojosuro menjadi event yang setiap tahun semakin semarak.Yuhan mencatat,acara tersebut sempat 2 kali terhenti.Itu terjadi ketika tahun 1965 akibat terjadinya peristiwa pemberontakan PKI.Setelah kondisi politik dinilai pulih,pada tahun 1968 lomba jalan beregu & perorangan itu kembali diadakan.Tidak terselenggarakannya acara juga terjadi ketika krisis politik ditahun 1987.Bahkan,kali ini vakum cukup lama & baru digelar lagi 19 tahun berikutnya atau pada tahun 2006.Akan tetapi,dia menilai makna filosofis itu agaknya telah memudar pada beberapa tahun belakangan.Mengingat,titik pemberangkatan dipindah ke Lapangan Raden Wijaya Kelurahan Surodinawan,Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto.GJP Mojosuro menjadi pelaksanaan gerak jalan dengan peserta perorangan mencapai 1.600 orang.Sementara jumlah peserta beregu menembus 1.100 pendaftar,dengan masing-masing regu berjumlah 21 orang,maka mencapai 23 ribu lebih peserta."Itu belum ditambah dengan beberapa orang sebagai cadangan sekaligus pengantar,"paparnya.Seniman besar Indonesia,almarhum Gombloh pun menciptakan lagu khusus.Begitu populernya kegiatan itu hingga menginspirasinya menciptakan lagu yang berjudul Gaung Mojokerto-Suroboyo.Lagu yang dibawakan oleh kelompoknya Trees Anno pada 1969.(Di kutip dari Radar Mojokerto,Jawa Pos,29 November 2018).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar