Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini masyarakat kerap dihadapkan dengan berita-berita hoax.Tidak jarang informasi itu kemudian secara masif disebarkanluaskan tanpa adanya penyaringan terkait kebenarannya.Oleh karena itu,pesan dengan begitu cepatnya viral di jada maya maupun melalui media sosial/medsos.Rupanya,penyebaran informasi yang kurang valid juga pernah terjadi pada masa awal kemerdekaan,bedanya berita itu disebarkan dari mulut ke mulut oleh sekelompok pengungsi yang mondar-mandir dari Surabaya ke MojokertoSejarawan Mojokerto,Ayyuhannafiq mengungkapkan,orang-orang yang pekerjaannya tidak terkoordinir ini disebut para pejuang sebagai Barisan Oesong-Oesong/BOO.Keberadaan mereka cukup merepotkan bagi para pejuang pada masa revolsi itu."Karena akan timbul masalah akibat berita yang mereka bawa/BOO sampaikan ternyata tidak sepenuhnya benar,"terangnya.Menurutnya,barisan itu muncul ketika terjadi gelombang pengungsian dari Kota Surabaya saat pertempuran November.Semua moda angkutan dikerahkan sebagai sarana transportasi pengungsi.Akan tetapi,angkutan yang tersedia tidak mencukupi mengangkut orang yang ingin keluar dari Kota Pahlawan itu."Warga yang tidak terangkut kendaraan akhirnya terpaksa harus menempuh dengan jalan kaki,"ujar pria yang akrab di panggil Yuhan ini.Para pengungsi didominasi kaum perempuan,anak-anak,serta orang lanjut usia/lansia.Pasalnya,sebut Yuhan para pemuda memang dilarang untuk mengungsi bahkan jika diketahui ada pemuda yang keluar kota tanpa tujuan jelas,maka akan terancam ditembak.Untuk menyiasati larangan tersebut,banyak pemuda beralasan mengantarkan keluarganya mengungsi.Para pengantar itu diharuskan kembali ke Surabaya setelah keluarga sampai di pengungsian & di pastikan aman.Namun sebagian dari pengantar tersebut ada yang memang sengaja menghindari kewajiban bertempur di garis depan."karena itu aktifitas mereka adalah mondar-mandir dari satu tempat ke tempat lainnya,"jelasnya.Oleh karena itu,orang-orang yang pekerjaannya tidak terkoordinir itu disebut para pejuang sebagai Barisan Oesong-Oesong atau oarng yang mondar-mandir dengan membawa barang-barang pengungsian.Dikatakannya,sebutan barisan yang disematkan kepada pada pengungsi itu sejatinya untuk menunjukkan sikap sinis,dengan begitu mereka seolah disamakan dengan orang-orang yang berjuang & bergabung dalam kelompok barisan,barisan,laskar atau kesatuan yang ada pada saat itu.Namun,BOO tidak memiliki garis komando layaknya Barisan Pemberontak Republik Indonesia/BPRI yang di pimpin Bung Tomo maupun Laskar Hizbullah dibawah komando KH Hasyim Asy'ari,"Jadi,BOO bukanlah orgnasisasi perjuangan karena hanya untuk menunjuk pada orang-orang sok sibuk itu saja,"tandasnya.Orang yang dianggap tidak jelas aktifitasnya itu ternyata menjadi beban masalah sebab BOO menyebarkan berita tentang pertempuran yang sedang berlangsung pada orang yang di jumpai di lokasi pengungsian.Sebaliknya,berita tentang situasi dibarak pengungsian juga kembali disampaikan pada pejuang yang sedang bertempur digaris depan sehingga timbul permasalahan karena pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya benar.Mengingat,informasi yang disampaikan kebanyakan sebatas dari pengamatan saja bukan berita yang didapat dari sumber & pihak yang kompeten.Karena yang disampaikan secara lisan,maka informasi dapat dengan mudah diplintir maupun disampaikan secara berlebihan."Secara data saja tidak akurat,juga ditambah dengan cara penyampaian yang hiperbolik,amak informasi yang diterima menjadi bias alias hoax,"pungkasnya.
*Fenomena Hoax Kala Itu*
^Oktober-November 1945
_Terjadi gejolak di Kota Surabaya
_Warga Kota Pahlawan di minta untuk mengungsi
_Sebagian besar memilih untuk mengungsi ke Mojokerto
_Muncul BOO yang mengantarkan keluarga dari Surabaya ke Mojokerto
_BOO cenderung membocorkan situasi perang saat pertempuran
_Sebaliknya,BOO juga menyampaikan kondisi pengungsi kepada pejuang
_Karena disampaikan secara lisan,pesan menjadi bias & menjadi kabar hoax
_Didirikan Djawatan Penderangan di Alun-alun Kota Mojokerto
_Petugas menggelar rapat terbuka & di sampaikan di depan masyarakat umum
_Menggunakan pengeras suara untuk meluruskan informasi yang beredar luas
_Juga mendirikan radio umum sebagai pusat informasi & berita nasional.
(Di kutip dari Head Line Radar Mojokerto,Jawa Pos,1 November 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar