Rabu, 16 Mei 2018
Mojokerto Punya Cerita:Perubahan Nama Jalan di Kota Mojokerto,Mengenang Tokoh hingga Peristiwa Perjuangan.
Pemkot Mojokerto memutusskan merubah nama jalan yang ada di wilayahnya.Beberapa nama tokoh dijadikan nama jalan sebagai penghormatan atas jasa mereka.Beberapa juga diambil dari peristiwa penting semasa perjuangan kemerdekann.Perubahan nama jalan tersebut dilakukan semasa kepemimpinan Walikota R.Soesarsono Poespowardojo,dalam keputusan tertanggal 31 Desember 1952."Setidaknya walikota telah mengubah 23 nama ruas jalan.Beberapa nama jalan yang diganti dengan nama tokoh adalah Jalan KH Nawawi dari semula bernama jalan Kalimati.Pemberian nama itu untuk mengenang perjuangan Kyai Haji Nawawi.Selain itu jalan Pasar pahing juga diubah menjadi Jalan kapten Soemardjo.Alasan perubahan itu tak lain adalah untuk mengenang jasa R.Soemardjo,Kapten Barisan Keamanaan Rakyat )BKR) Mojokerto yang gugur pada pertempuran di Surabaya pada tahun 1945.Residen Surabaya,Pamodji juga dijadikan nama Jalan yang semula bernama Jalan Pasar Anyar.Pada ruas jalan yang membentang dari Kelenteng hingga perempatan tandon air tersebut terdapat rumah Pamoedji.Sejumlah nama jalan protokol juga tak luput dari pergantian nama.Jalan utama yang ada di Kota Mojokerto diubah menjadi Jalan Pahlawan.Semua jalan yang membujur dari simpang 4 Gatoel sampai ke tanggul Sungai Brantas utara itu bernama jalan Timur.Pemberian nama itu karemna adanya kompleks pemakaman pahlawan yang di namakan TMP Gajah Mada,sekarang jalan Pahlawan di pecah menjadi 2,yakni sebelah utara dari rel kereta api di namaakan jalan Gajah Mada.Keberadaan kantor Walikota di Jalan Brantas membuat namanya berubah menjadi jalan Balai Kota.Bangunan yang awalnya digunakan untuk kantor Gemeente Mojokerto itu baru ditempati pada tahun 1951,sedangkan nama Brantas tetap dipakai sebagai nama Jalan di timur Jalan Balai Kota.Jalan Brantas sebelunya di sebut Jalan Wates,karena adanya bangunan pabrik Spiritus NV Wates.Selain tokoh,nama jalan juga menginterprestasikan sejumlah banguna yang berdiri,diantaranya ada jalan Kabupaten karena terdapat Kompleks kantor Pemkab Mojokerto atau kini Jalan A.Yani,kemudian Jalan Kejaksaan yang semula bernama Jalan Alun-alun Timur,lalu Jalan Masjid dipakai mengganti nama Jalan Alun-alun Barat.Sedangkan Jalan Klojen di hapuskan & di ruas jalan di Utara alun-alun itu di gabungkan namanya pada Jalan Masjid.Beberapa peristiwa juga di pakai untuk nama jalan di mana kejadian itu berkangsung,seperti halnya Jalan Prajurit dipakai untuk nama Jalan di Sinoman karena dari arah Jembatan Sinoman itulah Prajurit TNI masuk Kota Mojokerto saat penyerahan kedaulatan tahun 1949.Selain itu,di Jalan Mentikan di ubah nama menjadi Jalan Perwira karena di lokasi tersebut pernah menjadi tempat gugurnya 8 orang pejuang.kini jalan itu juga telah berganti menjadi jalan Tibuana Tingga Dewi.Banyaknya pejuang meninggal saat dirawat di Rumah Sakit Gatoel di ganti menjadi Jalan Kusuma Bangsa,jalan tersebut kini lebih dikenal dengan Jalan Raden Brawijaya.Jalan di pusat perniagaan yang semual bernama Jalan KEdiri juga di ganti dengan nama Jalan Majapahit.Selain u[itu,gelar Brawijaya yang di sematkan pada Raja Majapahit dipakai sebagai nama jalan yang sebelumnya bernama Jalan Barat.Saat ini beberapa nama Jalan tersebut ada yang telah mengalami perubahan nama baru lagi.(Di kutip dari Radar Mojokerto,16 Mei 2018).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar