Senin, 23 April 2018

Happy International Book day,23-th April : Warisan Indonesia Untuk Sejarah Sastra Dunia.

Di peringati setiap 23 April dalam gelanggang buku Internasional,Indonesia turut menyumbang beberapa nama penulis terkenal,salah satunya Pramoedya Ananta Toer.Melalui Tetralogi Pulau Buru,beiau berhasil membuktikan bahwa karya penulis negeri ini sukses di terjemahkan dalam 33 bahasa.Bumi manusia,Anak Semua Bangsa,Jejak Langkah & Rumah Kaca pun menjadi legenda sastra dunia.Namun,di balik torehan prestasi gemilangnya jalan berat harus di tempuh penulis yang lahir di Blora,6 February 1925 tersebut.Beliau terpaksa menghabiskan hari-hari berat di balik jeruji besi,di bungkam & diasingkanNamun,saat tulisannya berusaha di bumi hanguskan karya satranya berbicara lebih lantang.Yap! bukan alasan 4 novel buatan Pram tersebut bernama Tetralogi Pulau Buru,sebab emang seluruh penulisannya dilakukan saat Beliau tengah menjadi masa tahanan secara politik selama 14 tahun di sana meskipun harus menjalani masa-masa berat itu,lewat buku yang berangsur terbit mulai 1980 hingga 1988 tersebut,pada 1996 Beliau mendapatkan penghargaan dari UNESCO yakni UNESCO-Madanjeet Singh Prize.Selain harus menjalani masa-masa berat di balik jeruji besi,dalam penerbitan Tetralogi,Pram pun harus melalui jalan penuh kerikil."Buku Panggil Aku Kartini Saja itu lebih dulu di bakar aparatur negara,hanya menerbitkan 2 edisi setengah lain hangus,"ungkap sahabat Pram yang akrab di panggil Pak Wie tersebut.Untung,Pak Wie masih menyimpan arsip teks asli buku Tetralogi Pulau Buru.Selain membantu menulis,pria yang kini berusia 81 tahun itu menyelamatkan Tetralogi tersebut."Dalam momen Hari Buku Internasional ini,jangan lupa Indonesia memiliki 1 nama yang punya sumbangsih bedar di mata dunia,Pramudya Ananta Toer,salah 1 nama yang harus diingat.Buku tersebut tidak isa dilupakan anak muda wajib baca.Untuk mengetahui identitas bangsa Indonesia,semangat tanah air,serta nasionalisme,Tetralogi adalah protret terkuat,"tegas Pak Wie.Bahkan,negara lain seperti Malaysia menjadikan Tetralogi Pulau Buru sebagai bacaan wajib di bangku sekolah.Selamat merayakanHari Buku Internasional! Mengapa sewaktu kecil kita lebih dulu diajari membaca daripada menyalakan api? Sebab buku lebih terang.(Di kutip dari Radar Mojokerto,23 April 2018).

*Segenap pengurus & anggota KIM Rajawali,Kelurahan Kauman,Kecamatan Prajurit Kulon,Kota Mojokerto mengucapkan : Selamat Hari Buku Internasional,semoga kita lebih giat membaca,karena buku adalah jendela dunia.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label : KEGIATAN