Jakarta-Masyarakat tumpah ruah menikmati fenomena alam super blue blood tadi malam (31/1).Dari kawasan timur hingga barat tanah air,semua menanti dengan seksama momen bulan merah darah itu.Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta di penuhi ribuan orang yang ingin menyaksikan super blue blood moon.Disana,Pemprof DKI Jakarta menyiapkan teleskop untuk bisa di gunakan warga melihat gerhana.Di Surabaya,tadi malam ribuan warga memadati pelataran Masjid Al-Akbar untuk menyaksikan peristiwa yang kali terakhir terjadi pada 152 tahun silam itu.Sekitar 20 ribu orang yang hadir terlihat takjub ketika melihat bulan semakin memerah.Pengelola Masjid Al-Akbar menyediakan 4 layar lebar & televisi plasma untuk membantu pengunjung menikmati fenomena tersebut.Selain wisata,fenomena itu dijadikan sarana edukasi bagi anak-anak yang datang.Mereka dipersilakan melihat gerhana bulan secara langsung dari teleskop bintang,explore sciencetific.Teropong itu dipinjam dari Lembaga Falakiyah (Ilmu Perbintangan) Pengurus Wilayah Nadhratul Ulama (PW-NU)Jawa Timur.Di NTB,warga memadati Masjid Hubbul Wathan Islamic Center di Kota Mataram untuk melaksanakan sholat gerhana.Fenomena gerhana tidak bisa dilihat secara kasat mata karena sejak sore hujan mengguyur.Sementara itu,di Kecamatan Tumpang,Kabupatrn Malang,warga menggelar tradisi Tutuk Lesung (memukul lesung).Mereka melakukannya sambil menyanyikan tembang Jawa Macapat.Ritual yang dilakukan Padepokan Mangundharma tersebut merupakan representasi simbol tubuh Buto Kala Rau (raksasa jahat) yang dipukuli karena memakan sang rembulan dalam Mitologi Jawa.Fenomena alam gerhana bulan total & blood moon terlihat di langit kota Pakan Baru di sekitar kawasan Tugu Zapin,bundaran Jalan Sudirman Pakan Baru (31/1).Gerhana bulan total kali ini mempunyai 2 keunikan.yaitu super moon & blood moon yang terjadi setiap 150 tahun.
Tidak semua bisa melihat
Kepala Lembaga Penerangan & Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengungkapkan,ada beberapa pertanyaan yang masuk kepada dirinya saat gerhana bulan muncul."Kok gak kelihatah bulan merahnya?"ujarnya tadi malam.Thomas menjelaskan,terlihat efek "merah darah"saat gerhana bulan di pengaruhi beberapa faktor,diantaranya kondisis cuaca saat pengamatan gerhana bulan di lakukan.Dia menyarakan,dalam kondisi sangat cerah,warna itu bisa terlihat.Menurut dia,warna merah darah yang muncul tersebut merupakan hasil pembiasan sinar matahari,meski saat gerhana posisi bulan,bumi,& matahari sejajar,tidak berarti bulan tidak menerima cahaya matahari.Ketika gerhana terjadi,gelombang cahaya merah dari matahari di biaskan oleh bumi ke bulan.Dengan teleskop yang canggih,masyarakat bisa mengamati merembetnya cahaya di daratan bulan serta mengawasi kawah-kawah di bulan.Ketika diamati lebih jauh,saat puncak gerhana bagian bawah bulan terlihat lebih gelap.Menurut Thomas,itu menunjukkan bahwa bagian bawah bulan merupakan bagian yang terdekat dengan bumi.Menurut dia,pada fase gerhana total,bagian bawah bulan memang terlihat lebih gelap.
Foto-foto terkait gerhana
*Fenomena langka : Foto multiple explosure terjadinya gerhana bulan total di langit Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Jakarta,tadi malam.
*Bulan darah : Fase gerhana bulan total terlihat di langit di sekitar kawasan Tugu Zapin,bundaran Jalan Jenderal Sudirman,Pakan Baru,tadi malam.
*Meriah : Masyarakat mengamati fase gerhana bulan menggunakan teleskop di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini,Jakarta,tadi malam Pemprof DKI Jakarta menyiapkan 7 lokasi bagi warga ibu kota untuk menyaksikan fenomena langka itu.
*Usir buto : Ritual tutuk lesung sambil menyanyikan tembang Jawa Macapat di lakukan Padepokan Mangundharma,Desa Tulus Besar,Kabupaten Malang.
*Khusyuk : Warga memadati Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB Kota Mataram untuk melaksanakan Shalat Gerhana tadi malam.Di kota Mataram gerhana bulan tidak terlihat lantaran sejak sore hujan mengguyur kota Lombok.
(Di kutip dari Head Line Jawa Pos,1 Pebruari 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar