Kondisi lahan yang terbatas di Kota Onde-Onde membuat persoalan persampahan menjadi hal yang "urgen".Wacana penataan ruang dan wilayah persampahan pun kembali menyeruak seiring tingginya intensitas pertumbuhan perumahan dan fasilitas layanan umum.Adalah Tempat Penampungan Akhir(TPA)Randegan yang kali ini menjadi sorotan.Area penampungan dan pengolahan sampah yang terus bersolek 2 tahun terakhir itu banyak menuai apresiasi positif.Tak pelak area itu pun menjadi magnet baru pengelolaan sampah perkotaan di Jawa Timur bahkan Nasional.Kemonceran TPA Randegan yang berada dalam naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH)Kota Mojokerto itu pun disebut-sebut tak lepas dari ancaman perkembangan wilayah.Hingga nantinya,ancaman perkembangan wilayah itu bisa berekses negatif terhadap keberadaan TPA yang berkonsep wisata dan edukasi tersebut.Demikian dikemukakan Pelaksana Tugas(Plt)Sekda Kota Mojokerto Gentur Prihantono,ketika blusukan ke TPA Randegan bersama OPD,kemarin,(13/10)pagi."Dikatakannya,persoalan persampahan ini harus menjadi proritas dalam pembangunan.itu bisa dilakukan dengan mengatur tata ruang persampahannya."Makin sedikit anggaran buang sampah itu artinya masyarakat sadar sampah,"terangnyaa.Dirinya menuturkan,managemaen pengolahan sampah di TPA Randegan telah menjadikan tempat ini sebagai taman.,lokasi pendidikan dan wisata.Semua Pemda harus berkaca pada Pemkot Mojokerto.Awalnya,lanjut dia dirinya tak mengira tempat tersebut adalah sebuah TPA."Sungguh saya kira ini adalah sebuah taman,karena hijau,lengkap dengan fasilitas perpustakaan dan cafe.Terus terang saya sangat apressiatif sekali,silahkan sampaikan program yang ada dan saya akan membantu menelurkannya melalui upaya lobi ke Kementerian PUPR"tandasnya.Meski demikian,dari acara blusukan yang digelar pejabat baru di Kota Mojokerto itu bukan tanpa catatan.Ia menggaris bawahi sejumlah item yang dirasakan kurang."DLH silahkan memikirkan pengadaan tanda arah angin,hal ini penting untuk memantau pergerakan arah angin yang berpotensi menyebarkan bau.TPA juga harus intens dalam menjaga komunikasi dengan masyarakat,salah satunya dengan mengadakan quisioner sebagai bentuk edukasi LH terhadap warga"kata pak Gentur.Peran Bappeko,tambahnya penting,"Sebab jika tidak demikian maka TPA tidak akan terusir.Dalam hal ini,RT/RW nya harus diperhatikan.Istilahnya harus ada tata ruang strategis.Kecuali industri.Demikian dengan RS tolong diperhatikan betul"imbuh dia.Sementara itu,Kepala DLH Kota Mojokerto,Amin Wachid menyatakan akan memperhatkan arahan atasannya tersebut."Inu akan menjadi catatan kami.Penting bagi kami prestasi Adipura yang hilang selama tahun 2016 lalu benar-benar dipertahankan dalam keindahan yang bukan pura-pura"katanya berfilosofi.Amin juga menguraikan selama beberapa waktu kedepan pihaknya akan disibukkan dengan kegiatan kunjungan daerah-daerah ke TPA.Mereka hendak belajar pengelolaan sampah di Randegan.Di bulan ini,kata pak Amin juga akan digelar kegiatan fasion show disertai pameran di TPA.(Dikutip Radar Mojokerto 14 Oktober 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar